Kamis, 20 Maret 2008

Ajaran Islam untuk Kedamaian dan Keamanan tingkat Global


Jumat, 2008 Februari 08
Friday Sermon

Ajaran Islam untuk Kedamaian dan Keamanan tingkat Global
Izin Perang dalam Islam hanya sebatas untuk menghilangkan Kekacauan di Dunia
KHUTBAH JUM’AT HADHRAT AMIRUL MUKMININ KHALIFATUL MASIH V aba. Tanggal 29-6-2007 dari Mesjid Baitul, United Kingdom
Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan Al-Faatihah, Hudhur aba. bersabda:
Di dalam khutbah yang lalu saya telah menyebutkan akan berbicara mengenai hal berkenaan dengan keadilan dan kaitannya dengan kedamaian dan kerukunan, mengenai perintah yang ada di dalam Kitab Suci Al-Qur’an, bahwa dengan menegakkan keadilan itu kita dapat menegakkan dasar asas dari kedamaian dan kerukunan di dunia; di mana dasar dari semuanya itu adalah ketakwaan. Didalam Kitab Suci Al-Qur’an ada begitu banyak penekanan untuk mendapatkan kualitas dari ketakwaan yaitu bahwa, sama sekali tidak diharapkan dari seorang mukmin orang yang beriman itu, sampai kapan pun juga bahwa dia itu akan ikut serta di dalam perbuatan yang menyebabkan hilangnya kedamaian di dunia dan timbulnya kekacauan. Mengenai hal ini Ajaran dari Al-Qur’an yang saya sebutkan tadi, dari sudut pandang ini bahwa tidak ada orang Muslim baik secara pribadi maupun dalam tingkatan Pemerintah, bahwa ia itu ada izin untuk bersikap tidak ramah terhadap orang-orang itu. Islam menekankan bahwa kita itu dalam menciptakan hubungan pertalian di antara orang itu harus berdasarkan hubungan yang baik, yang serasi dan harmonis dengan semua orang-orang; kecuali terhadap mereka yang secara langsung melakukan peperangan terhadap orang-orang Muslim.


Dalam konteks tersebut pada hari ini saya ingin menyebutkan beberapa ajaran dari Islam dalam perkara ini, yaitu dalam keadaan apa dan bagaimana serta sejauh manakah izin untuk berperang itu diberikan? Jika jalan ini tidak diambil, jalan yang sudah di-izinkan di jaman pada awalnya Islam itu, maka kekuatan apakah yang sebagai hasil dari keadaan tersebut dan betapakah konsekwensi beratnya sebagai akibatnya dari itu? Atau apakah mungkin bahwa konsekwensi berat semacam itu ada di sana? Sehingga hal tersebut telah membuktikan bahwa ijin untuk membunuh dalam perang tersebut adalah demi untuk menegakkan kedamaian dan bukannya untuk menciptakan kekacauan di dunia.

Sedangkan mereka yang biasa berpropaganda buruk terhadap Islam, maka terhadap mereka itu bisa dikatakan bahwa pihak lawan dari Islam ini dan para pendukungnya yaitu mereka yang berdiri mendukungnya itu, jika kita melihatnya pada agama mereka itu sendiri dan tindakannya mereka itu sendiri serta segala usaha yang dilakukannya untuk menghancurkan kedamaian dari dunia, maka jika kami melihatnya kesana, tidak ada kesempatan bagi mereka untuk dapat melarikan diri dari sana, yaitu, bahwa tujuan mereka itu tidak lain hanyalah ingin memanfaatkan kebencian dan perasaan buruk hati serta dendam yang ada di dalam hatinya. Maka ajaran yang ada di dalam Kitab Suci Al-Qur’an yang Dia telah berikan kepada kita, saya akan menyebutkannya beberapa butir tentang hal ini dan yang akan saya terangkan lebih jauh, bahwa izin untuk berperang tersebut adalah perang untuk mempertahankan diri, demikianlah maksud dan tujuannya itu. Dengan melalui cara ini, maka ajaran yang indah dari Islam itu akan menjadi terbukti dengan lebih jelas lagi. Inilah ajaran yang jika diperbandingkan dengan ajaran apa pun dari agama lainnya maka ajaran Islam itu akan lebih dan sangat menonjol lagi dalam kedudukannya dan tidak akan ada ajaran lainnya yang dapat menandinginya. Jadi, tidak ada orang Ahmadi sampai kapan pun manakala mereka itu harus memberikan jawaban kepada seseorang yang lawan dari Islam, maka tidak ada sesuatu kesulitan dalam hal tersebut. Karena setiap perintah dari Kitab Suci Al-Qur’an adalah penuh dengan kebijaksanaan, yang maksudnya dari ajaran ini adalah untuk menegakkan hak-hak terhadap Allah dan hak-hak kepada sesama manusia.

Hadhrat Imam Mahdi, Al-Masih yang dijanjikan, Masih Mau’ud a.s. , berkenaan dengan peperangan tersebut di mana mereka telah bertempur di zamannya Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w. atau di zaman Khalifah beliau, maka mereka itu telah bertempur dalam perang dengan berdasarkan pada 3 alasan untuk itu, yaitu:
• Alasan nomor satu adalah bahwa peperangan itu adalah untuk mempertahankan diri dengan maksud untuk mendapatkan keamanan; mempertahankan diri dengan maksud untuk melindungi diri sendiri.
• Yang kedua adalah sebagai bentuk hukuman yang merupakan tindakan balasan yang sama terhadap kejahatan yang telah mereka lakukan; untuk menghukum orang-orang ini, yang telah menumpahkan darah orang-orang Muslim yang tidak berdosa, inilah yang diambil oleh Pemerintahan Islam yang ada di sana; mereka ada hak untuk melakukannya.
• Yang ketiga adalah untuk menegakkan kemerdekaan, dengan tujuan untuk membina kekuatan terhadap mereka yang menjadi lawan dari Islam, yaitu agar supaya dapat melakukan hal tersebut dalam menghadapi orang-orang yang melakukan penindasan terhadap orang Muslim pada zaman itu karena mereka itu punya kekuatan.

Sekarang kita lihat bahwa di dalam kejadian-kejadian tersebut, yang dalam bentuk pertempuran dan atau perkelahian itu, bagaimanakah ajaran Islam itu. Jika kita memperhatikan pada ajaran-ajaran tentang perang ini, bahkan orang awam yang biasa pun, yang dengan kepandaian yang biasa saja, ia itu akan dapat mengerti bahwa di dalam keadaan-keadaan yang seperti itu maka orang-orang Muslim ini diberikan izin untuk pergi berperang; jika izin ini tidak diberikan maka kedamaian dari dunia itu dapat terganggu atau sama sekali dihancurkan. Ini adalah ajaran yang sedemikian bagus dan sempurnanya, sebagaimana yang saya katakan sebelumnya, bahwa tidak ada ajaran dari agama lainnya, apakah Kristiani atau agama yang lainnya, sama sekali tidak akan dapat menandinginya. Allah Taala berfirman di dalam Kitab Suci Al-Qur’an:

Surah Al-Hajj (22) ayat 40:
Telah diizinkan bagi mereka yang diperangi, disebabkan karena mereka itu telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah berkuasa menolong mereka.

Bahwa orang-orang yang terhadap mereka diperangi, dikarenakan mereka itu ditindas dan dianiaya maka mereka itu di-izinkan untuk berperang dan Allah Yang Maha Kuasa memiliki Kekuatan dan Kekuasaan untuk menolong orang-orang tersebut. Di mana Allah Taala berfirman:
Surah Al-Hajj (22) ayat 41:
Orang-orang yang telah diusir dari rumah mereka tanpa alasan yang hak, hanyalah karena mereka itu berkata, “Tuhan kami adalah Allah.” Dan sekiranya tidak ada tangkisan Allah terhadap sebagian manusia oleh sebagian yang lain, maka akan hancurlah biara-biara serta gereja-gereja Kristiani dan rumah-rumah ibadah Yahudi serta mesjid-mesjid yang banyak disebut nama Allah di dalamnya. Dan pastilah Allah akan menolong siapa yang menolong Dia. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, Maha Perkasa.

Yang terjemahannya adalah bahwa orang-orang yang diusir dari rumah-rumah peribadatan mereka dikarenakan mereka berkata Allah Yang Maha Kuasa adalah Tuhan kami, Rabb kami, maka untuk orang-orang ini Allah Taala membuatnya berbeda dengan membuat mereka itu bertempur satu terhadap yang lainnya. Jika tidak demikian halnya maka akan dihancurkannyalah oleh mereka kuil-kuil, gereja-gereja, mesjid-mesjid dan biara-biara di mana Nama Allah banyak diingat dan diserukan, demikianlah Allah Taala hanya menolong orang-orang yang seperti itu. Allah itu Maha Kuasa dan Dia-lah satu Wujud Tunggal Yang ber-Kuasa dan memiliki keunggulan penuh.

Jadi dapat dikatakan bahwa izin itu diberikan kepada orang-orang tersebut, yang pertama: yuqaataluna bi annahum zhulimuu (QS 22:40) karena mereka itu diserang dan dizalimi serta dijadikan objek penindasan dengan tanpa alasan yang benar, maka oleh karena itu sekarang mereka ini diizinkan bahwa sekarang Pemerintah kalian sudah berdiri sehingga kalian juga dapat bertindak. Jika ada seseorang datang untuk membunuh-mu, maka kalian dapat melindungi diri-mu sendiri dan jika Pemerintahannya sudah berdiri, maka sebagai hukuman bagi mereka, kalian pun dapat melakukan tindakan tersebut dan hal kedua yang disebutkan di sana: ukhrijuu min diyaarihim bi ghairi haqqin (22:41) bahwa orang-orang ini yang terusir dari rumah-rumah mereka dengan tanpa sesuatu alasan dan apakah kesalahan mereka itu? Kesalahannya mereka itu hanyalah karena menyatakan bahwa Allah adalah Tuhan-ku. Kemudian Allah Yang Maha Kuasa berfirman bahwa jika izin ini tidak diberikan, di mana izin ini diberikannya adalah kepada orang-orang Muslim setelahnya mereka menderita dengan menahan penindasan dan penganiayaan untuk waktu yang benar-benar sangat lama, sehingga di sana terjadi keresahan dan tidak adanya kedamaian di mana-mana di dunia. Azas inilah yang disebutkan di sana, yaitu ketika ada bangsa-bangsa yang untuk waktu yang amat dan sangat lamanya mereka itu menjadi obyek dari penindasan dan penganiayaan, di mana mereka itu menjadi korban dari orang-orang tersebut maka kemudian izin untuk berperang itu diberikan kepada mereka. Bilamana mereka sudah memiliki Pemerintahan dan memiliki hak-haknya maka mereka ini diizinkan untuk pergi berperang. Tetapi tujuan dari peperangan ini adalah untuk menghapuskan ke-tidak-adilan yang sudah dikenakan kepada mereka, dan bukannya agar dapat melakukan pembalasan dengan melakukan tindakan yang melewati batas, hal ini sudah disebutkan secara khusus. Kebijakan yang amat hebat ini, ini juga harus dipegang demi untuk melindungi agama-agama yang lainnya. Jika izin untuk berperang ini tidak diberikan maka para penyerang ini akan menghancurkan kedamaian dan akan mengganggu semua agama-agama dan para pengikutnya; inilah yang dapat menambah-nambah kebencian dalam masyarakat.

Allah Taala di sini menyebutkan tentang kapan waktunya izin ini diberikan, hal ini ada di sana. Bilamana ada orang-orang yang melakukan tindakan yang tidak adil, lalu orang ini melemparkan kesalahannya kepada Islam, maka yang demikian itu adalah sama sekali salah dan merupakan pikiran yang jahat, karena izin ini hanyalah untuk mempertahankan diri terhadap perbuatan yang tidak adil, yang dilakukan orang terhadap mereka. Islam tidak menggunakan kekerasan dalam hal agama, dikatakan, tidak ada paksaan di dalam hal agama, dan juga tidak mengizinkan seseorang masuk ke dalam agama itu dengan paksaan atau kekerasan, atau memaksa mereka untuk harus tetap berada pada agamanya.

Urusan agama itu adalah milik dari masing-masing orang. Oleh karena itu, setiap orang mempunyai hak untuk hidup menurut kepercayaan agamanya sendiri. Di dalam instruksi dan perintahnya kepada orang-orang Muslim, diminta untuk menaruh perhatian pada instruksi ini, bahwa kalian itu punya aturan, bahwa kalian itu harus menjaga diri dari tindakan perbuatan seperti menghancurkan kuil-kuil dan tempat-tempat beribadah agama lainnya dengan tanpa keadilan. Karena jika tidak begitu, maka akan terjadi sesuatu yang buruk dan yang jika terus terjadi, maka hal itu akan menciptakan suasana keresahan dalam masyarakat. Malangnya, sekarang ini di beberapa Negara yang beberapa daripadanya disebut sebagai Negara Islam, di mana Pakistan itu adalah salah satunya, di sana ada orang-orang yang mencari-cari keuntungan pribadinya belaka, yaitu para Mullahnya juga, yang dengan meng-atas-namakan agama, mereka menindas dan menganiaya orang-orang Kristiani. Ada disebutkan di dalam surat kabar baru-baru ini bahwa mereka itu memberikan ultimatum kepada orang-orang tersebut agar meninggalkan agama kalian, karena jika tidak begitu, maka engkau akan dibunuh atau kuil-kuilmu akan dihancurkan, gereja-gereja kalian akan dihancurkan, di mana pada beberapa tahun ini demikianlah yang telah terjadi. Inilah hal-hal yang telah membawa buruk terhadap nama Islam. Para lawan-lawan Islam, mereka ini memiliki kesempatan untuk mengangkat telunjuknya, dalam memperlihatkan keberatannya terhadap Islam.

Hari-hari ini, orang-orang Muslim di mana-mana, mereka itu sedang berhadapan dengan kasus Salman Rushdie, diikarenakan orang-orang ini telah mengabaikan perintah dari Allah, di mana janji dari Allah Taala itu adalah bahwa, agar supaya dalam melakukan pembelaan diri itu, kalian harus menjauhkan diri dari ke-tidak-adilan, hanya dengan demikianlah Allah Yang Maha Kuasa akan menolong kamu. Sekarang, kami melihatnya bahwa pertolongan dari Allah itu tidak ada, tidak ada pada orang-orang Muslim ini di Negara yang mana pun juga. Lebih-lebih dari itu, perbuatan mereka yang tidak adil itu dilakukan juga oleh mereka terhadap orang-orang Ahmadi, dengan penganiayaan yang dilakukannya di sana. Dalam beberapa kasus orang-orang itu menghancurkan mesjid dan pada beberapa kejadian, mereka itu telah berhasil untuk melakukannya. Inilah yang sebenarnya merupakan peng-abaian pada perintah dari Allah tersebut, dan karena perbuatannya itu maka tidak ada berkahnya bagi mereka. Hari-hari ini, saudara-saudara dapat melihat apa yang sedang terjadi di Pakistan itu, seperti yang sudah saya ceriterakan sebelumnya. Hampir di semua Negara-negara lainnya mendapatkan situasi yang sama. Ini adalah disebabkan karena Pemerintah mereka itu tidak sepenuhnya mengendalikan para Mullah, Kiyai yang jahil tersebut, di mana dengan adanya pertentangan atau konflik ini adalah sama dengan melawan kepada Tuhan, berperang melawan Allah Yang Maha Kuasa.

Sejauh mengenai orang-orang Ahmadi ini, perhatian mereka hanyalah dengan mengikuti ajaran yang diberikan oleh Hadhrat Imam Mahdi, Al-Masih yang dijanjikan, Masih Mau’ud a.s. . Sebagai hasilnya adalah bahwa mereka ini tidak akan memberikan pembalasannya dengan coin yang sama. Di negeri yang manapun mereka itu tinggal, mereka akan tunduk pada undang-undang Negara tersebut. Di mana mereka itu mendapatkan penganiayaan, dan inilah yang sedang terjadi pada umumnya, adalah seperti yang juga terjadi pada zamannya Hadhrat Masih Mau’ud a.s., maka menggunakan peralatan perang yang biasa, seperti senjata dan meriam, hal ini tidaklah diperbolehkan. Jadi, orang-orang Ahmadi itu tidak akan membalasnya dengan coin yang sama seperti penganiayaan yang dilakukan oleh orang-orang tersebut kepada para Ahmadi. Tetapi Allah Yang Maha Kuasa sudah pasti sesuai dengan janji-Nya, Dia itu akan datang untuk menolong kepada Hadhrat Imam Mahdi a.s. dan para pengikut beliau. Jadi Negara-negara Islam ini, di mana saja orang-orang Ahmadi itu diperlakukan dengan tidak adil, maka mereka yang orang-orang itu haruslah menyadarinya, bahwa sebagai akibat dari perbuatan yang mereka lakukan tersebut, sesuai dengan janji dari Allah Taala yang ada di dalam ayat ini, maka kemudian Allah Taala itu akan membela orang-orang Muslim ini dengan cara bahwa mereka itu akan dibiarkan berkelahi dan bertempur satu sama lainnya, yang dikarenakan hal tersebut, maka hal ini pun dapat di-aplikasikan pada mereka. Allah Taala itu tidak menyebutkan bahwa perintah tersebut adalah hanya bagi orang-orang Muslim saja, izin ini bukanlah hanya diberikan kepada orang-orang Islam saja, atau perintah ini hanyalah untuk menegakkan kedamaian di antara orang-orang Muslim saja; tetapi yang sebenarnya ialah, perintah ini berlaku bagi setiap orang dan bagi semua orang yang pengikut dari agama-agama lainnya juga, siapa tahu jika mereka ini mendapatkan penganiayaan dan penindasan yang dilakukan orang terhadap mereka, maka mereka itu akan ditolong.

Jadi, orang Ahmadi ini, orang yang telah menerima Imam Zaman yang telah datang sesuai dengan kabar ghaib nubuatan dari Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w. . Mereka itu adalah orang yang sudah mengikuti perintah dari Y.M. Nabi Muhammad s.a.w., lebih dari siapa pun orang yang lainnya. Mereka mencamkan Kalimah la ilaha illallah Muhammadar rasulullah di dalam hatinya lebih dari siapa pun juga. Jika ada orang-orang yang berbuat tidak adil kepadanya, berbuat aniaya kepadanya, jika ada orang-orang yang menghancurkan mesjid mereka, dan sebagaimana yang ada di dalam hadits Y.M. Nabi Muhammad s.a.w., di mana beliau bersabda bahwa jika ada seorang Muslim yang menyerang kepada Muslim lainnya, maka Muslim yang melakukan penyerangan itu sudah tidak lagi menjadi seorang Muslim. Definisi dari seorang Muslim, saya sudah banyak kali mengatakannya bahwa mereka orang yang beriman mempercayai Kalimah Syahadat la ilalaha illallah Muhammadar rasulullah maka keimanannya sudah tertanam. Jadi, oleh karena itu, jama’atnya dari Hadhrat Masih Mau’ud a.s. itu tidak akan pernah berperang memerangi orang-orang ini atau menyerang orang lainnya dikarenakan kita itu berada di bawah Pemerintahan di mana kita itu tidak memiliki Pemerintahan sendiri. Lagi pula, peperangan ini pun sudah dilarang di zaman ini karena sudah diperlukan lagi.

Jadi dalam segala keadaan itu siapa pun tidak akan menyerang pada pihak orang lainnya; jadi orang yang beriman kepada Kalimah Syahadat, orang yang mengkaitkan dirinya kepada Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w., tidak ada pertanyaan lagi bahwa kita itu tidak akan pernah menyerang mereka, apa pun yang mereka akan perbuat, tetapi dari pihak kami sendiri, yang ada hanyalah selalu amanat kedamaian bagi setiap orang. Tetapi, kami percaya bahwa insya-Allah Ta’ala, Allah Yang Maha Kuasa akan membuka jalan-jalan bagi kami jika terjadi penindasan ini. Jika tidak hari ini, maka jalan-jalan ini akan dibukakan nanti insya-Allah sehingga para Ahmadi itu akan dapat hidup di dalam kedamaian dan kemerdekaan dan kami pun tidak akan merasa khawatir bahwa Pemerintah-Pemerintahan ini dan para biang kerok, yang mereka itu tidak menghentikan perbuatan jahatnya, maka Allah Taala sesuai dengan Wahyu-Nya dan janji-Nya, bagi orang-orang yang tindakannya itu sudah kelewat batas, maka kemudian Allah Taala akan menghukum mereka.

Ada banyak orang yang tidak mengikuti ajaran Islam, bagi mereka itu tidak punya batas atas pelanggarannya, sehingga mereka itu bisa berbuat apa saja. Jadi, oleh karena itu, kita harus berdoa bagi orang-orang tersebut, semoga Allah memberikan kepadanya kebijaksanaan. Pesan ini adalah amanat keprihatinan dari mereka yang menderita karena penindasan. Ini juga merupakan peringatan bagi mereka, di mana orang-orang tersebut yang mereka ini merasa takut terhadap orang-orang yang melakukan pelanggaran ini. Orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai Muslim, di dalam amanat ini Allah Taala telah memberikan janjinya akan melindungi setiap orang. Orang-orang ini, yang menyatakan dirinya sebagai Muslim, tetapi tidak mengikuti perintah tersebut maka mereka itu akan mendapatkan hukuman, azab dan kutukan dari Allah. Semua orang-orang ini, yang menyatakan dirinya Muslim, daripada membawa nama buruk kepada Islam, mereka itu seharusnya mencari dan mendapatkan berkah-berkah dari keadaan ini, di mana mereka itu harus dapat merubah keadaan mereka untuk menerima berkah-berkah dari Allah dengan jalan mengikuti perintah-Nya. Kalau tidak begitu, berkah-berkah dari Allah itu tidak akan pernah ada di dalam kepercayaan mereka. Semoga Allah Taala membuat mereka ini sadar untuk mengikuti perintah ini, mereka itu harus menjadi pelindung dari setiap orang yang kepadanya orang telah bertindak yang melewati batas, serta untuk menolong mereka ini. Karena perlindungan dari Muslim itu sebagaimana yang sudah saya katakan adalah juga melekat dengan yang ini dan tergantung kepada yang itu. Di dalam ayat berikutnya Allah Taala berfirman:

Surah Al-Hajj (22) ayat 42:
Orang-orang yang, jika Kami teguhkan mereka di bumi, mereka mendirikan shalat dan membayar Zakat serta menyuruh berbuat kebaikan dan melarang dari keburukan. Dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
Bahwa ketika kami berikan kepada mereka kedudukan yang kokoh di dunia, di mana mereka itu dapat menegakkan nizam Shalat dan Membayar Zakat, dan juga agar menasihati orang-orang lainnya untuk melakukan amal perbuatan yang baik serta mengingatkan mereka agar jangan melakukan hal yang buruk, karena yang pada akhirnya, segala sesuatunya itu adalah milik Tuhan. Jadi inilah pekerjaan dari orang-orang yang memperoleh kekuasaan yang kemudiannya, dengan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa mereka itu akan menjadi pemenangnya terhadap para penyerang; yang kemudian mereka itu akan dapat menegakkan Pemerintahannya mereka sendiri, di mana mereka itu akan dapat hidup sesuai dengan perintah dari Allah Taala. Maka mereka itu harus meng-analisa diri mereka sendiri dan merenungkannya atas semuanya ini, bahwa apa-apa saja yang telah dianugerahkan kepada mereka itu adalah berkah kasih sayang Allah Yang Maha Kuasa. Janganlah menjadikan diri kita ini seperti orang-orang lainnya yang punya tujuan untuk memahrumkan orang-orang dari kemerdekaannya. Tetapi sebagai satu Pemerintahan Muslim, dengan tanpa membuat diskriminasi atas dasar keagamaan, maka kita harus melaksanakan keadilan ini pada setiap orang. Bagi setiap orang di dalam urusan politik Negara, kita itu harus memastikan bahwa setiap orang harus ikut serta di dalam politik negaranya dengan damai.

Sebagai seorang anggota masyarakat, mereka itu harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk maju. Inilah pekerjaan dari Pemerintahan Muslim, dan Pemerintahan Muslim ini adalah satu azas pokok dalam menjalankan satu Pemerintahan secara Islam. Hal ini hanyalah dimungkinkan jika dalam keadaan bilamana butir hal ini menjadi sangat jelas bagi mereka, bahwa Allah Yang Maha Kuasa itu selalu dan senantiasa mengawasi saya. Tujuan saya bukanlah untuk mengambil hak-hak dari orang lain, karena ini tidak akan dapat melindungiku terhadap Allah Yang Maha Kuasa, karena Dia itu mengawasi setiap segala sesuatunya. Oleh karena itu, untuk seorang Muslim atau Pemerintahan Muslim mana saja, bilamana mereka itu mendapatkan kedamaian dan kekuasaan maka untuk selanjutnya mereka itu harus benar-benar menjadi seorang penyembah sejati, seorang peng-ibadah yang hakiki, karena jika tanpa ini, tanpa melaksanakan ibadah shalat, maka mereka itu tidaklah memiliki rasa takut kepada Tuhan di dalam hatinya.

Shalat yang hakiki adalah shalat yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran akan adanya azab dari Tuhan. Allah Taala telah berfirman bahwa ada banyak orang-orang yang beribadah shalat tetapi mereka itu melakukan penghancuran di mana mereka sendiri yang akan dibinasakannya, dan shalatnya mereka itu akan dilemparkan ke mukanya. Mereka itu seharusnya berpikir, apakah mereka itu melakukan ibadah shalat seperti shalatnya orang-orang yang ikut pada perintah dari Allah.

Yang keduanya di sana ada tentang pengorbanan keuangan. Mereka itu tidaklah dapat menjalankan hak-hak dari orang lain dan memperingatkan kepada orang-orang akan hal-hal yang baik serta menghentikan orang-orang dari hal-hal yang buruk; hal ini tidaklah dapat dikerjakan dengan tanpa bantuan dari Allah, dengan tanpa rasa takut kepada Allah. Jadi, secara singkatnya dari semuanya ini adalah bahwa Pemerintahan Muslim itu, bilamana mereka itu sudah memiliki kekuasaan, maka janganlah hendaknya menggunakan kekuasaan tersebut dalam jalan yang negative atau jalan yang salah. Tetapi dengan tanpa adanya diskriminasi atas warna kulit dan kepercayaan, dengan tanpa adanya diskriminasi agama, mereka itu harus menjalankan keadilan dengan sebaik-baiknya. Inilah jalan untuk menegakkan suasana yang harmonis, yang rukun dan penuh kedamaian bagi Negara-negara tersebut. Khususnya hak-hak dari setiap penduduk adalah harus diberikan kebebasan, kemerdekaan untuk memilih agama, mana yang ia sukai di mana mereka itu harus memperoleh jaminan dari Negara, jaminan kebebasan untuk menjalankan ibadatnya menurut caranya sendiri. Inilah sebenarnya yang dapat memberikan jaminan dan garansi untuk menegakkan kedamaian yang hakiki di dunia. Oleh karena itu, tugas dan pekerjaan dari Pemerintahan Muslim itu adalah bahwa mereka ini harus menyajikan gambaran yang benar dari Pemerintahan menurut ajaran Islam kepada dunia.

Jama’at Ahmadiyyah tidak punya Pemerintahan sendiri, tetapi kami dapat berdoa, semoga Allah Taala memberi taufik kepada orang-orang ini di mana mereka itu diberi kemampuan untuk menyajikan gambaran Islam yang benar kepada dunia. Jadi, demikianlah pertempuran yang sedang dikerjakan dalam melawan Islam dari segala penjuru di mana mereka yang menyerang Islam itu, sebenarnya dikarenakan mereka itu tidak mengerti akan ajaran Islam yang hakiki dan dikarenakan kesalahan yang diperbuat sendiri oleh beberapa orang Muslim tertentu. Yang kemudian dengan melalui hal ini, maka kita dapat membuang jauh kesalah-pengertian atau misconception ini dari banyak orang-orang. Allah Taala berfirman bahwa izin yang diberikan kepada orang Muslim itu hanyalah dikarenakan adanya kondisi seperti yang telah dijelaskan tadi. Walaupun dengan sudah adanya izin tersebut, tetapi di sana ada batas-batasnya, ada peraturan dan ketentuannya. Bukan hanya dengan bebas begitu saja dengan diberikannya izin kepada mereka untuk berperang itu. Sebagaimana sudah dikatakan sebelumnya, bahwa jika pihak musuh itu melakukan penyerangan yang melewati batas terhadapmu, maka janganlah kamu juga melakukan penyerangan yang sama terhadap mereka kepadamu; tetapi sedapat mungkin bahwa kalian itu dalam melakukan peperangan tersebut adalah sejauh sebagai mempertahankan diri, jika memang benar-benar mutlak diperlukan dengan tanpa ketidak-adilan dan melakukan serangan-serangan yang melewati batas yang dilakukan oleh suatu Pemerintahan Muslim itu. Allah Taala berfirman:

Surah Al-Baqarah ayat 191:
Dan perangilah di jalan Allah, orang-orang yang memerangi kamu, namun jangan-lah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas.

Artinya bahwa perangilah orang-orang ini yang memang benar-benar memerangi kamu, tetapi janganlah sampai kelewat batas, karena Allah Taala tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Kemudian Allah Taala berfirman:

Surah Al-Baqarah ayat 192:
Dan bunuhlah mereka di mana pun mereka kamu dapatkan, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusirmu; dan fitnah itu lebih buruk daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu memerangi mereka di dekat Masjidilharam sebelum mereka memerangimu di sana. Tetapi, jika mereka memerangimu, maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.

Dn dalam pertempuran itu, di dalam peperangan jika engkau membunuh mereka, bahwa di mana engkau menemukan mereka, serta usirlah mereka dari tempat di mana mereka telah mengusir kamu, fitnah ini lebih berat daripada membunuh. Janganlah kamu memerangi mereka di Bait-ul-haram, sebelumnya mereka memerangimu disana maka bunuhlah mereka itu; dan inilah balasan bagi orang-orang kafir itu. Kemudian Allah Taala berfirman:

Surah Al-Baqarah ayat 193:
Tetapi jika mereka berhenti, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Jadi jika mereka itu sudah menghentikan perang tersebut maka Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Kemudian Dia berfirman selanjutnya:

Surah Al-Baqarah 194:
Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah-penindasan lagi, dan agama itu hanyalah untuk Allah. Tetapi, jika mereka berhenti, maka tidak ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang aniaya.

Bahwa kalian akan memerangi mereka itu sampai kekacauan hilang sama sekali dan agama hanyalah menjadi bagi Allah, dan jika mereka itu sudah menghentikannya maka tidak ada lagi yang harus dilakukan terhadap mereka, kecuali kepada orang-orang yang aniaya. Jadi, inilah keadilan yang adalah ajaran dari Islam itu, bahwa izin untuk berperang itu hanyalah diberikan di dalam hal yang demikian saja, bahwa perang ini hanyalah demi untuk Allah. Apa pun juga yang dinisbahkan kepada Allah tidak boleh ada yang tidak adil. Ini berarti bahwa perang untuk Allah ini hanyalah perang terhadap orang-orang yang menghentikan kalian dari menyembah kepada Allah, yang berlaku tidak adil kepadamu. Sebagaimana yang sudah dikatakan bahwa mereka itu sudah melewati batas di dalam pelanggarannya itu. Jadi peperangan ini tidak ada tujuan lainnya kecuali bahwa hal ini dilakukan demi untuk Allah. Jika peperangan ini hanyalah untuk mencari keuntungan pribadi atau untuk keserakahan dan untuk memperbesar kawenangan dari Pemerintahan kalian, maka perang yang semacam ini sama sekali dilarang menurut ajaran dari Islam. Allah Taala telah berfirman bahwa perang ini hanya diizinkan pada saat ketika orang-orang itu menyerang kamu. Terlebih lagi perang ini juga tidak diperbolehkan jika ada satu bangsa yang memerangi kamu kemudian kamu memerangi semua dan setiap orang dari bangsa tersebut. Karena, jika kalian melakukan yang demikian, maka yang demikian itu sudah berlebih-lebihan atau kelewat batas, di mana Allah Taala tidak menyukai yang demikian itu.

Peperangan kalian hanyalah terhadap orang-orang yang benar-benar berperang terhadap kamu, yaitu orang-orang yang ada di dalam Lasykar Perangnya. Allah Taala berfirman bahwa kalian harus berusaha membatasi peperangan ini sekecil mungkin dan janganlah kemudian kalian mencari alasan untuk terus saja mendesak untuk maju. Ia harus menghentikan pertempurannya pada tempat-tempat di dekat rumah ibadah, kecuali jika memang ia berperang di sana. Jauh dari menghancurkan tempat-tempat ibadah, Y.M. Rasulullah s.a.w. biasa bersikap keras kepada para sahabat beliau bilamana mereka itu akan berangkat perang. Mereka selalu memperhatikan perintah dari Nabi s.a.w. bahwa kalian itu harus menjaga semua tempat ibadah dan tidak boleh mengganggunya. Jadi di sekitar mesjid itu tidak ada pertanyaan lagi untuk melakukan peperangan di sana, ini adalah Rumah Allah, yang rumah damai, Inilah cara untuk membawa semua orang agar berada pada satu Tangan dan satu Bangsa. Kesucian mesjid itu harus selalu dijaga, kecuali jika musuh itu datang dan memaksa kalian untuk bertempur di dekat mesjid ini.

Tujuan diberikannya izin untuk berperang ini adalah untuk menghilangkan kekacauan dari dunia. Oleh karena itu Dia berfirman, bahwa segera setelahnya kekacauan itu dapat dihapuskan dan pihak musuh sudah menghentikan dari serangan atau dari perangnya, maka dalam keadaan itu tidak boleh lagi ada suatu tindakan pun yang berlebih-lebihan. Jika hanya untuk kepentingan masalah politik, maka tidak ada suatu alasan apa pun untuk melakukan peperangan ini. Jadi demikianlah ajaran Islam itu; jika tujuan dari Islam itu hanyalah untuk menyebarkan agama ini dengan kekuatan, maka perintah ini tidak akan ada di dalam Kitab Sucinya: Fa inin tahau fa laa ‘udwaana (2:194) Maka, jika mereka berhenti (dari peperangannya), maka tidak ada permusuhan lagi.

Jadi, mereka itu tidak boleh lagi mencari-cari alasan untuk meneruskan peperangan ini. Setiap orang memiliki hak untuk hidup menurut agama dan kepercayaannya sendiri. Perang itu hanyalah pada saat ketika mereka itu nyata-nyata sedang melakukan pertempuran melawan kalian. Bukanlah untuk tujuan agar agama mereka itu diubah atau agar mereka itu mengubah atau mengganti agamanya. Di sini Allah Taala berfirman:

Surah Al-Anfaal (8) ayat 39:
Katakanlah kepada orang-orang yang ingkar, “Jika mereka berhenti dari apa-apa yang telah lampau, mereka akan diampuni; dan, jika mereka kembali pada perbuatannya yang salah, maka sesungguhnya telah berlaku sunnah Allah terhadap orang-orang terdahulu.

Kepada orang-orang yang ingkar itu katakanlah bahwa jika mereka menghentikan dari apa yang mereka lakukan maka mereka akan diampuni. Tetapi jika mereka mengulanginya kembali maka lihatlah pada contoh dari orang-orang yang terdahulu.

Surah Al-Anfaal (8) ayat 40:
Dan, perangilah mereka itu, sehingga tidak ada lagi fitnah-penindasan dan supaya agama menjadi seutuhnya bagi Allah. Tetapi, jika mereka berhenti, maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang mereka kerjakan.

Bahwa kalian peranglah dengan orang-orang ini yang telah membuat kekacauan; tetapi jika mereka itu menghentikannya maka Allah Taala akan memelihara dan menjaga orang-orang yang memelihara kedamaian ini. Jika mereka itu berpaling lagi maka Allah-lah yang akan menjadi penolong bagimu dan betapa indahnya pertolongan dari Allah Taala ini.

Jadi maklumat ini dibuat melalui Y.M. Nabi Muhammad s.a.w. bahwa perang ini bukanlah untuk suatu penyerangan atau tujuan lainnya, sehingga ada orang yang ditargetkan dari serangan kalian tersebut. Maklumat ini sudah pernah dikatakan kepada orang-orang kafir setelahnya Perang Badar, yang terjadi segera setelahnya hijrah. Serangan ini yang dilakukan oleh orang-orang kafir Mekkah banyak orang yang masih ingat di dalam pikirannya. Orang-orang Muslim ini menjadi obyek dari penindasan dan penganiayaan, bahkan Y.M. Rasulullah s.a.w. sendiri mendapat penyiksaan dari mereka dan masih ingat di dalam pikiran mereka. Kemudian orang-orang kafir ini menderita kekalahan ketika mereka melakukan serangan tersebut dan orang-orang Muslim bertambah semangat dan keberaniannya serta mereka lebih yakin lagi akan adanya pertolongan dari Allah Yang Maha Kuasa. Namun Allah Taala meminta kepada Nabi Muhammad s.a.w. untuk mengumumkan bahwa Allah Taala itu jauh dari untuk memberikan serangan balasan. Setiap orang Muslim diharapkan bahwa ia itu akan menjadi Duta Perdamaian. Itulah sebabnya pengumuman ini dikeluarkan bahwa kami memaafkan semua apa yang kamu lakukan di masa lalu. Kami memaafkan atas beban kerugian karena perang ini, jika kalian mau membuat membuat pakta perjanjian dengan kami bahwa kalian itu tidak akan menyerang kami lagi. Jika kalian mau membuat janji seperti itu, maka kami pun akan mengikutinya dan kami mau menerima perjanjian tersebut. Tetapi bilamana kamu itu akan melakukan penyerangan kembali maka kami akan mempertahankan diri kami dan akan mengambil tindakan balasan untuk itu. Jadi, demi untuk Allah dan demi untuk perdamaian dari dunialah jika kami itu melakukan peperangan dan jika untuk itu maka kami akan melakukannya. Ini juga menjawab kritikan tuduhan yang ada di sana: wa yakuunad diinu kulluhu lillaahi (6:40) dan jadilah agama itu semuanya bagi Allah.

Mereka mengutip ayat ini dan mengatakan diin, agama itu seluruhnya adalah bagi Allah. Pihak lawan menyerang dan mengkritiknya bahwa orang-orang Muslim itu ada di bawah perintah bahwa mereka ini harus terus maju dalam pertempuran untuk menyebarkan agama dengan pedang sampai agama ini menjadi unggul di dunia. Inilah ketidak mengertian mereka itu, yang dengan berkata demikian begitu saja dengan tanpa sesuatu dasar pun. Jika mereka memperhatikan konteksnya, jika mereka menggabungkannya dengan ayat-ayat lainnya yang sudah saya sebutkan, maka artinya akan sama sekali berbeda. Sejauh dalam hal agama yang sama sekali merupakan hal pribadi di mana setiap orang itu bebas untuk mengikuti agama mana yang ia sukainya. Jadi kemudahannya di dalam amanat Islam itu adalah bahwa tanggung-jawabnya itu tidak diperbolehkannya bagi mereka untuk melakukan pemaksaan atas kepercayaan masing-masing orang ini. Arti dari ayat ini hanyalah bahwa apa pun yang kamu lakukan maka kamu hanya mengerjakannya demi untuk Allah; bukan dengan memaksakan sesuatu kepada orang lainnya. Jika ada orang yang tidak mempercayainya maka hal itu terserahlah pada dia saja, Allah Taala hanya akan melihat pada apa yang orang lakukan dan Allah Taala akan melakukan apa yang Dia inginkan dengan orang-orang ini.

Tentang Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w. juga kadang-kadang mereka itu menyampaikan keberatannya bahwa beliau itu biasa mengangkat senjata demi untuk keperluan beliau sendiri; ketika Y.M. Rasulullah s.a.w. menulis surat tabligh kepada Raja, beliau biasa mengutus seseorang aslim taslim kemudian beliau akan mengatakan bahwa Tuan percaya dan beriman kepada Islam dan dengan ini maka Tuan akan dilindungi. Ada orang-orang yang punya pikiran bahwa anjuran seperti ini adalah merupakan semacam ancaman, dengan mengatakan agar Tuan mempercayai pada Islam, atau kalau tidak mempercayainya maka kami akan memaksakannya dengan menggunakan kekuatan.

Yang pertama-tamanya adalah bahwa Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w. biasa menulis surat tabligh yang di dalamnya berisi amanat perdamaian, inilah yang biasa beliau sampaikan. Oleh karena itu, jika Tuan mengikuti akan pesan ini yang adalah pesan perdamaian maka Tuan akan berada di bawah naungan ini. Kritikan-kritikan tersebut yang mereka lihat dari sisi yang sebelahnya, maka apakah mereka itu tidak menyadarinya butir ini bahwa Y.M. Nabi Muhammad s.a.w. itu menulis surat ini yang ditujukan kepada Raja yang sangat kuat di zaman itu. Berdasarkan kritikan dari mereka, mereka menganggapnya surat tersebut adalah berupa ancaman. Pada satu ketika beliau menulis banyak surat-surat kepada semua Raja-raja yang berkuasa dan kuat di saat itu, dengan mengatakan bahwa jika kamu tidak menerimanya maka kamu bersiap-siaplah untuk perang. Tidak ada orang yang waras pikirannya, yang tidak mungkin melakukan hal ini bahwa ia itu akan berhadapan atau berusaha berkonfrontasi dengan semua orang-orang para Adi Kuasa di saat itu, pada satu saat yang bersamaan. Paling tidak orang itu harus punya akal untuk dapat memikirkannya dengan cara yang sehat.

Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w. adalah seorang Nabi Allah dan beliau percaya sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Kuasa; beliau telah menyampaikan pesan amanat ini, tetapi beliau memberikan pesan ini dengan tujuan menginginkan agar Tuan mendapatkan kesejahteraan dan kebaikan di mana beliau itu mempercayai sepenuhnya bahwa hanya di dalam agama Islam inilah akan diperoleh kedamaian bagi setiap orang. Inilah agama yang menyebarkan kedamaian, oleh karena itu orang-orang yang ada di dunia harus menerima agama ini. Dan untuk tujuan inilah beliau itu menyampaikan pesan amanat ini kepada orang-orang di dunia. Beliau mengirimkan surat kepada semua Raja-raja yang ada di zaman itu. Tidak ada seorang pun yang memiliki kepercayaan seperti ini yang lebih dari pada Y.M. Rasulullah s.a.w., orang yang diberi Syariat terakhir oleh Allah Yang Maha Kuasa. Inilah pesan tersebut yang sebenarnya adalah sebuah jaminan untuk menegakkan kedamaian dunia. Oleh karena itu beliau s.a.w. mengirimkan pesan amanat ini kepada Raja-raja di zamannya dengan banyak kata-kata di mana pesan ini hanyalah karena kebaikan beliau, di mana amanat ini juga beliau sampaikan kepada setiap orang yang melakukan penyerangan kepada Islam. Pesan ini telah diberikan kepada orang-orang sebelumnya ada peperangan, yang membuktikan bahwa Islam adalah agama perdamaian dan kerukunan yang harmonis. Jadi jika kalian sekarang melakukan peperangan terhadap kami, maka sekali lagi, sekali lagi kami sampaikan pesan perdamaian ini, bahwa jika kalian ingin tetap memegang agama kalian, maka kalian boleh tetap memegang agama ini dan melaksanakan ibadat sesuai dengan cara kalian. Tetapi kalian itu harus menghentikan konspirasi kalian terhadap Islam dan tidak melakukan penindasan kepada orang-orang Islam; tetapi sekarang ini jika kalian itu memaksa melakukan peperangan terhadap kami maka sebagai solusinya ialah bahwa jika kalian itu kalah dalam perang, maka kalian harus menyerah dan jika sudah menyerah maka kalian harus menerima pesan perdamaian ini, yaitu untuk tidak masuk dalam perang lagi, maka jika demikian adalah baik dan semua hak-hak kalian akan diberikan kepada kalian. Jadi oleh karena itu tuduhan tersebut adalah sama sekali salah, bahwa na-udzubillah yang dimikian itu tidak adil bagi orang-orang ini, karena apa pun jalan yang diambil hanyalah untuk tujuan menegakkan kedamaian dengan kemerdekaan sepenuhnya yang diberikan kepada semua orang-orang.

Sejarah menyaksikan bahwa di dalam pertempuran itu betapa beliau ini biasa banyak memperhatikan orang-orang yang berada di bawahnya sehingga beliau mengatakan bahwa ada pelajaran di dalam peperangan itu. Beliau selalu melakukan penyerangan pada siang hari; tidak ada pembunuhan terhadap anak-anak dan tidak ada pembunuhan terhadap orang-orang perempuan. Pendeta-pendeta Kristiani dan pemimpin-pemimpin keagamaan lainnya tidak boleh dibunuh; tidak semua orang harus dibunuh, orang yang benar-benar tidak ikut di dalam peperangan walaupun seorang pemuda, ia itu tidak boleh dibunuh. Tidak ada tindakan terror untuk menakut-nakuti orang-orang; tentara Muslimin jika mereka tinggal di satu tempat jangan sampai mengganggu kenyamanan orang-orang di sana. Maka orang-orang yang tidak mengikuti ketentuan ini, berarti peperangan dia bukanlah untuk demi Tuhan, tetapi merupakan sebuah peperangan untuk keserakahan dirinya. Setiap peperangan untuk membela rakyat harus selalu adil, tetapi penyerangan adalah satu hal yang buruk. Maka untuk menghentikan penyerangan ini, sebenarnya pelajaran ini yang ada dan diberikan di dalam Islam adalah bahwa apa pun yang engkau lakukan itu adalah demi untuk Allah. Inilah ketinggian dari kebaikan terhadap manusia bahwa kalian itu jangan sampai melukai muka dari orang, beliau menjaga para tahanan agar mereka nyaman. Ada orang yang barangkali ditawan di dalam rumah, dimana orang-orang biasa hidup dengan buah korma, tetapi makanan dan roti yang layak telah disediakan bagi orang-orang tersebut. Jika seorang anak kecil mempunyai roti, maka ia pun akan memberikan yang sama kepadaku, saya sering merasa malu karena ini, tetapi beliau tidak dapat menolaknya karena ini adalah ajaran dari Islam. Jadi, mereka itu memaksanya untuk memberikan roti tersebut kepadaku, demikianlah sikap dari anak-anak juga. Jadi demikianlah ajaran mengenai kedamaian dan kerukunan hidup yang harmonis serta kebaikan dan kecintaan dengan menegakkan hak dan keadilan yang telah diberikan oleh Y.M. Rasulullah s.a.w. kepada orang-orang beliau. Setiap anak kecil sudah tahu betul bahwa Islam itu tidak lain hanyalah kedamaian dan kerukunan. Sebegitu jauh di dalam hubungan dengan bangsa lainnya, beliau memperlihatkan kebaikan hatinya kepada para Duta, Ambassador dan Perwakilan dari Bangsa-bangsa lain. Jadi perintahnya dari beliau itu adalah agar supaya berlaku baik kepada para Wakil tersebut, walaupun mereka itu berbuat kesalahan maka agar banyak-banyak dimaafkan saja, sehingga beliau mengatakan dalam upaya menegakkan kedamaian itu, bahwa jika ada seorang Muslim yang melakukan kesalahan terhadap seorang tawanan perang, maka tawanan itu harus dibebaskan dengan tanpa pembayaran apa-apa. Jadi demikianlah sudah dibuat jelas bahwa peperangan dalam Islam itu bukanlah demi untuk peperangan atau untuk kepentingan seseorang, tetapi adalah untuk menegakkan kebebasan dalam beragama.

Ajaran tentang perlakuan baik terhadap para tawanan dikatakan:

Surah Al-Nuur (24) ayat 34:
……… Dan orang-orang yang menghendaki surat pembebasan budak, dari apa yang dimiliki oleh tangan kananmu, maka tuliskanlah bagi mereka, jika kamu mengetahui sesuatu kebaikan yang ada dalam diri mereka; dan berikanlah kepada mereka dari harta Allah yang telah Dia berikan kepadamu. …..
Di sana, jika tidak ada seseorang yang akan melakukan pembayaran atas namanya sebagai uang tebusan, jadi berarti bahwa arti ayat yang tadi dikutip itu adalah, jika di antara para tawanan perang itu, ada orang yang ingin mengatur pembebasannya, jika kalian dapat menemukan orang yang cocok untuk itu, yakni jika ada yang mampu mengerjakan sesuatu pekerjaan tertentu menurut komitmen ini, dan kemudian ia dapat memperoleh satu pembayaran yang kemudian dipakai untuk membayar kembali uang tebusannya, maka silahkanlah dibuat perjanjiannya; dan dengan uang yang Allah Taala berikan kepadamu itu, belanjakanlah juga seberapa untuk orang-orang ini. Jadi di zaman itu, pengeluaran ini biasa dipenuhi dari kontribusi orang-orang tersebut. Jadi Juragan yang memiliki budak belian ini, ia harus menjaganya bahwa ada sejumlah uang perolehannya yang akan digunakan untuk pembebasannya itu. Jadi, apa pun yang kalian dapat berikan kepadanya, berikanlah kepadanya sebagai pertolongan sehingga ia dapat memperoleh kebebasannya dan kemudian dapat bekerja sebagai seorang yang merdeka. Sehingga kemudian ia itu dapat menjadi seorang rakyat yang merdeka dari Negara, karena ia masih layak untuk itu di mana keterampilannya dapat dimanfaatkan bagi Negara. Jadi, demikianlah ajaran yang indah dari Islam itu, yang berkaitan dengan semua dan dengan setiap golongan di dalam masyarakat, inilah yang benar-benar memberikan kemerdekaan bagi tiap-tiap orang itu.

Semoga Allah Taala menolong kepada setiap orang Ahmadi, agar ajaran yang indah dengan berbagai macam aspeknya sebagaimana yang sudah saya katakan itu, semoga diberikan taufik dan kemampuan untuk menyampaikan dan memperkenalkan ajaran Islam yang indah ini ke seluruh dunia. Aamiiin.

Hudhur aba mengatakan saya akan menyampaikan sebuah berita duka, bahwa seorang Ahmadi yang mukhlis, Abdul Salaam Madson Sahib dari Denmark telah meninggal dunia pada tanggal 25 Juni 2007, inna lillahi wa inna ilayhi raji’uun. Ayahnya adalah seorang pendeta Kristiani. Ia juga pernah belajar Teologi di Universitas, di mana ia mempelajari tentang Kristianity, karena ia ingin menjadi seorang pendeta. Tetapi setelahnya beliau mempelajari Kitab Suci Al-Qur’an maka terjadilah perubahan besar di dalam dirinya dan ketika ia sedang mempersiapkan ujian akhir di Universitasnya pada tahun 1955, beliau meninggalkan Kristiani dan masuk Islam. Setelahnya itu, pada tahun 1956 seorang Mubalig kami di Denmark, Mr. Kamal Yususf Sahib yang saat itu berada di Swedia, maka melalui beliau, setelah menyelidikinya dengan penuh seksama, beliau bai’at pada tahun 1958 dizamannya Khilafat Tsania dan bergabung dengan Ahmadiyya Muslim Jama’at. Pada tahun 1958 beliau ber-Wassiyat, jadi di Negara Scandinavia itu beliau menjadi seorang Musi yang pertama. Pada tahun 1961 beliau mendaftarkan dirinya sebagai wakaf zindeqi, dan pada tahun 1962 beliau diangkat sebagai Muballig biasa dan demikianlah sampai akhir hayatnya itu. Beliau cakap berbahasa Inggris, Arab dan Jerman. Beliau menterjemahkan Kitab Suci Al-Qur’an ke dalam Bahasa Denmark yang diterbitkan pertama kalinya pada tahun 1967. Selain dari menterjemahkan Al-Qur’aan beliau telah menerbitkan banyak literature Jama’at, termasuk beberapa buku Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Jadi, beliau itu telah memberikan pengkhidmatan yang besar; untuk beberapa lamanya beliau menderita sakit kanker dan banyak mengirimkan pesan meminta doa. Beliau berhubungan erat dengan semua Khilafat. Istrinya bai’at masuk Jama’at Ahmadiyyah pada tahun 1967; beliau meninggalkan istri dan seorang anak laki-laki. Setelahnya shalat Jum’at saya akan mengimami Shalat Jenazah beliau.

Yang keduanya Ustadz Jabee Salee dari Senegal yang baru saja meninggal, inna lillahi wa inna ilaihi raji’uun. Beliau adalah salah seorang perintis di Senegal. Beliau seorang Dai Ilallah yang bagus dan sangat aktif. Beliau adalah seorang yang terpelajar dan masyhur, guru Bahasa Arab; orang-orang dari desa-desa lainnya biasa datang kepada beliau untuk belajar ilmu dari beliau. Sejak tahun 1985 beliau berkhidmat sebagai seorang Muallim di mana beliau terus menjalankan tugasnya sampai di akhir hayatnya.

Semoga Allah Taala meninggikan kedudukan spiritualnya di Syurga dan memberikan pengampunan kepada beliau-beliau. Setelah Shalat Jum’at kita akan melaksanakan Shalat Jenazah Ghaib bagi arwah almarhum berdua.Klik juga

Read More......

Rabu, 19 Maret 2008

Ahmadiyya Muslim Community

An Overview
The Ahmadiyya Muslim Community is a religious organization, international in its scope, with branches in over 189 countries in Africa, North America, South America, Asia, Australasia, and Europe. This is the most dynamic denomination of Islam in modern history, with worldwide membership exceeding tens of millions.

The Ahmadiyya Community was established in 1889 by Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) in a small and remote village, Qadian, in the Punjab, India. He claimed to be the expected reformer of the latter days, the Awaited One of the world community of religions (The Mahdi and Messiah). The Community he started is an embodiment of the benevolent message of Islam -- peace, universal brotherhood, and submission to the Will of God -- in its pristine purity. Hadhrat Ahmad proclaimed Islam as the religion of man: "The religion of the people of the right path" (98:6)



With this conviction, the Ahmadiyya Community, within a century, has reached the corners of the Earth. Wherever the Community is established, it endeavors to exert a constructive influence of Islam through social projects, educational institutes, health services, Islamic publications and construction of mosques, despite being bitterly persecuted in some countries. Ahmadi Muslims have earned the distinction of being a law-abiding, peaceful, persevering and benevolent community.

The Ahmadiyya Muslim Community in Islam was created under divine guidance with the objective to rejuvenate Islamic moral and spiritual values. It encourages interfaith dialogue, and diligently defends Islam and tries to correct misunderstandings about Islam in the West. It advocates peace, tolerance, love and understanding among followers of different faiths. It firmly believes in and acts upon the Qur'anic teaching: "There is no compulsion in religion." (2:257) It strongly rejects violence and terrorism in any form and for any reason.

The Community offers a clear presentation of Islamic wisdom, philosophy, morals and spirituality as derived from the Holy Qur'an and the practice (Sunnah) of the Holy Prophet of Islam, Muhammad (peace and blessings of Allah be on him). Some Ahmadis', like late Sir Muhammad Zafrulla Khan (who served as the first Foreign Minister of Pakistan; President of the 17th General Assembly of U.N.O.; President and Judge of the International Court of Justice, at the Hague), and Dr. Abdus Salam (the Nobel Laureate in Physics in 1979), have also been recognized by the world community for their outstanding services and achievements.

After the demise of its founder, the Ahmadiyya Community has been headed by his elected successors -- Khalifas. The present Head of the Movement, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, was elected in 2003. His official title is Khalifatul Massih V.

Read More......

pengabdian kepada Rasulullah SAW

Dalam pandangan kami tidak ada kesaksian yang lebih tinggi daripada kesaksian Hadzrat Rasulullah s.a.w. Hatiku gemetar ketika aku mendengar ada orang yang ketika dikemukakan fatwa Hadzrat Rasulullah, tidak mau menerimanya dan bahkan berpaling daripadanya. (Itmamul Hujjah, Gulzar Muhammadi Press, Lahore, 1311 H, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 8, hal. 293, London, 1984).


* * *
Umat Islam adalah kelompok manusia yang siap menyerahkan jiwanya untuk menjunjung tinggi kehormatan Nabi Suci mereka. Mereka lebih memilih mati daripada harus menanggung malu hanya karena pertimbangan mereka harus berdamai dan bersahabat dengan sekelompok manusia yang siang malam disibukkan dengan kegiatan menghujat Hadzrat Rasulullah s.a.w. Mereka ini selalu menyebut nama beliau dengan sebutan nista dalam buku-buku, harian dan pengumuman mereka serta menggunakan bahasa yang kotor jika membicarakan beliau. Orang-orang seperti itu tidak mempunyai i’tikad baik, bahkan terhadap bangsanya sendiri, karena mereka selalu menciptakan berbagai kesulitan bagi bangsanya. Aku mengatakan sesungguhnya bahwa masih mungkin bagi kami untuk berdamai dengan ular atau binatang liar di hutan, namun mustahil bagi kami untuk disuruh berdamai dengan orang-orang yang tidak menahan diri dari memburuk-burukkan Rasul Allah dan yang menganggap caci maki dan memburuk-burukkan orang lain sebagai suatu bentuk kemenangan. Kemenangan haqiqi hanya datang dari langit. (artikel dilekatkan pada Chasma Marifat, Qadian, Anwar Ahmadiyyah Press, 1908; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 23, hal. 385-386, London, 1984).
* * *
Pelecehan yang dialamatkan kepada agama Islam dan Hadzrat Rasulullah s.a.w., serangan terhadap syariah Ilahi, kemurtadan dan bid’ah yang telah menyebar luas sekarang ini tidak ada padanannya di masa lalu. Dalam jangka waktu singkat di India ini saja ada seratus ribu orang yang berpindah agama menjadi Kristen dan lebih dari enam juta buku yang diterbitkan untuk menyerang Islam. Mereka yang berasal dari keluarga-keluarga mulia telah kehilangan agama mereka, sedangkan mereka yang biasa menyebut dirinya sebagai keturunan Nabi Suci s.a.w. telah mengenakan jubah Kristiani dan sekarang malah memusuhi beliau.
Hatiku menangis pilu karena misalnya pun orang-orang ini membunuh anak-anakku di hadapan mataku, menjagal sahabat-sahabatku serta membunuh diriku dengan cara yang paling hina sekalipun dan merampas seluruh harta bendaku, aku tidak akan lebih sakit dan hatiku tidak akan lebih pedih daripada harus mendengar caci maki yang dilontarkan terhadap Hadzrat Rasulullah.
(Ayena Kamalati Islam, Qadian, Riyadh Hind Press, 1893; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 5, hal. 51-52, London, 1984).
Alih bahasa : AQ Khalid


Read More......

homeopathy

Pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan obat-obat homeopathy sehari-hari membuktikan bahwa apabila gejala-gejala flu secara efektif diatasi pada tahap-tahap permulaan terserang maka dengan karunia Allah, pasien dapat dihindarkan dari komplikasi serius radang saluran hidung. Apabila mulai ada rasa dingin di dalam rongga hidung, minumlah segera Champor 30 atau potensi yang lebih rendah, atau Aconite potensi berapapun yang tersedia. Dengan karunia Allah, Aconite 1000 terbukti sangat efektif.

Jika wajahnya bersemu merah dan sakit kepala yang berdenyut-denyut, maka tambahkan Belladona 1000 dan Arnica 1000 pada Aconite. Dua dosis, dengan jarak setengah jam, akan bekerja demikian bagusnya. Apabila penyakitnya telah berlangsung lama, maka Bacillinum, Diptherinum, Influenzinum dan Oscillococcinum 200, keempatnya digabungkan, diminum sekali sehari selama 3 hari atau sebanyak yang dibutuhkan, akan mencegah melemahnya lebih jauh rhinitis serta munculnya demam dan asthma. Seandainya keadaannya tidak dapat dikendalikan, maka gejala-gejalanya mestilah diperiksa ulang secara teliti dan diberi obat sesuai dengan hasil pemeriksaan itu.

Apabila coryza (hidung tersumbat, oleh produksi lender yang berlebihan) disertai bersin-bersin secara terus menerus, maka sebagai pelengkap obat diatas, harus digunakan Natrum Mur 200. Apabila setelah itu sang pasien malah terserang demam, maka mestilah obat-obat berikut ini digunakan:

Kali Phos + Ferrum Phos + Kali Mur + Silicea + Calcarea Flour 6x disatukan

Bila demamnya tetap tidak menurun, maka minumlah Sulphur dan Pyrogenium 200 secara bersama-sama dua kali sehari selama beberapa hari, atau lanjutkan sesuai dengan gejala-gejala pasien berikut ini:-

Munculnya cairan lendir (ingus) dari hidung dan rasa dingin adalah ciri Gelsemium, Silicea, Natrum Mur, Psorinum dan Kali Carb. Di dalam Kali Carb, pasien menderita nyeri punggung pada petang hari antara jam tiga atau empat sore hari, sementara dalam Natrum Mur rasa nyeri pada punggung terasa sepanjang hari, sejak pagi hingga malam. Pulsatilla dan Apis kedua-duanya dapat membantu apabila gejala-gejala itu kian memburuk akibat adanya unsur panas. Pada keduanya, rasa haus menjadi berkurang dan cairan yang keluar dari hidung agak kental dan berwarna kekuning-kuningan. Akan tetapi, pasien Pulsatilla memperlihatkan sifat mendingan sementara pasien Apis sangat mudah marah, ia merasa sejenis rasa sakit yang sangat seperti sengatan serangga pada otot-ototnya, air kemihnya sedikit dan mengalami pembengkakan pada ginjal.

Kali Bichrom lebih cocok dalam pengobatan radang saluran hidung yang menghasilkan lendir yang kronis dan sukar untuk sembuh. Lendir yang dihasilkan tebal, kental dan lengket. Juga ada rasa sakit pada pangkal hidung.

Di musim semi, Sabadila membantu untuk memerangi hayfever (alergi serbuk) dan episode bersin-bersin yang terus menerus akibat alergi. Sebaliknya, untuk alergi pada musim gugur yang disertai bersin-bersin, mata mengeluarkan air bening yang tidak menimbulkan rasa gatal, dan flu yang berpengaruh pada telinga, Allium Cepa akan lebih tepat dibandingkan Sabadilla.

Dalam keadaan dimana mengalir air mata yang hangat dari mata, turun ke tenggorokan dan menuju dada pada saat tidur yang mengakibatkan gatal-gatal dan batuk-batuk, hendaknya digunakan Euprasia.

Untuk mengobati alergi musim semi, Lachesis 1000 sangat manjur. Gunakanlah setelah redanya alergi sebagai efek dari meminum Sabadilla. Gunakan dalam interval yang jarang dan selama beberapa bulan.

Selama udara lembab atau kapan saja cuaca beruba dengan cepat, Dulcamara terbukti menjadi obat yang paling mujarab untuk mengatasi munculnya ingus dan gejala-gejala yang muncul di kulit. Dalam flu semacam itu, hidung tersumbat meskipun ingus terus mengalir dengan mudah.

Dalam kasus pasien merasa lemah, gelisah dan merasakan adanya sensasi rasa panas (yang menjadi nyaman bila dilakukan pemanasan), maka Arsenic akan menjadi obat yang mujarab. Apabila ia merasa mual bila mencium bau makanan, maka itu berarti gejala Colchicum.

Untuk keadaan ‘flu’ seorang penderita diabetes, Natrum Sulph, Kali Sulph dan Natrum Phos dikombinasikan, disamping obat-obat lainnya, gunakan dua atau tiga kali sehari. Apabila tubuh dan tulang terasa ngilu, maka Arnica dan Eupathorium digabungkan akan sangat membantu.

Pasien yang menderita flu kronis dengan pengeluarkan lendir yang kental, akan terbantu oleh Kali Bichrome, begitu pula kombinasi Coccus Cacti dan Hepar Sulph.

Apabila akibat flu tersebut sang pasien menderita radang tenggorokan, gunakanlah obat-obat berikut ini:

  • Baryta Carb + Gelsemium (jika tidak ada rasa haus, mulut kering dan kepala terasa berat)
  • Arnica + Aconite + Causticum + Belladona dari potensi 30 hingga 1000 untuk gejala tenggorokan jenis apapun yang disertai dengan kongesti, pembengkakan dan rasa sakit pada tenggorokan. Kadang-kadang, kombinasi ini dalam potensi 1000 bekerja sangat cepat. Dua dosis, berjarak 30 menit kadang-kadang sucah cukup.
  • Baryta Carb + Belladona + Causticum untuk rhinitis dan radang tenggorokan. Kadang-kadang, Causticum perlu diganti dengan Kali Mur, sesuai dengan spesifikasi gejalanya.

Apabila radang tenggorokannya disertai keluarnya cairan encer dari mulut dan ada bau yang menyengat, maka perlu mencari obat yang mengandung unsur Mercury.

CATATAN PENTING: Sebuah study yang teliti dari obat-obat yang telah disebutkan diatas akan memperjelas lebih jauh penyakit-penyakit yang telah dibahas.

OBAT-OBAT UNTUK CATARRH (Radang selaput lendir, khususnya pada hidung atau tenggorokan, menyebabkan munculnya mucus (lendir) khususnya pada penderita ‘flu’)

Alumina

Arum Triphyllum

Aurum Metallicum

Bromium

Calcarea Carbonica

Capsium

Carbo Vegetabilis

Carboneum Sulph

Cistus

Coccus

Guaiacum

Hydrastis

Kali Bichrome

Medhorrinum

Mercurius

Natrum Carbonicum

Nitric Acid

Nux Vomica

Phosporus

Psorinum

Pulsatilla

Silicea

Thuja

Daftar Istilah:

Catarrh: hidung teurs-menerus mengeluarkan lender (ingus): radang selaput getah/lender, khususnya pada hidung atau tenggorokan, mengakibatkan peningkatan dalam penghasilan lender, sebagaimana terjadi pada flu biasa (Encarta® 2006)

Coryza: penyumbatan rongga hidung (Encarta® 2006)

Rhinitis: radang selaput getah pada hidung, selalu disertai oleh keluarnya lender. (Encarta® 2006)

Hayfever: Semacam demam disebabkan oleh kepekaan terhadap rumput kering (John M. Echols)

Each year in the United States 2.5 million people use homeopathy and make 5 million visits to homeopathic practitioners. The number of homeopathic practitioners in the United States has increased from less than 200 in the 1970s to approximately 3,000 in 1996. The FDA allows homeopathic products to be sold as long as specific health claims are not made in advertising or on product labels. ® Encarta ® 2006.

“Di Amerika Serikat tiap tahunnya ada 2.5 juta orang yang menggunakan Homeopathy dan berkonsultasi kepada para praktisi Homeopathy sebanyak 5 juta kali. Jumlah para praktisi homeopathy di Amerika Serikat telah melonjak dari kurang dari 200 orang pada tahun 1970an menjadi 3.000 orang pada tahun 1996. FDA (Food and Drug Administration, BPOMnya USA) memperkenankan penjualan produk-produk homeopathy sepanjang tidak dilakukan klaim-klaim kesehatan secara spesifik di dalam iklan maupun di label-label produknya.”

Read More......

Kemulian Akhlak Rasulullah SAW

Nabi-nabi dan para orang suci dibangkitkan Allah s.w.t. agar manusia bisa mencontoh perilaku akhlak mereka serta membimbing manusia bersiteguh di jalan yang benar sejalan dengan petunjuk Tuhan. Jelas bahwa mereka selalu memperlihatkan sifat-sifat akhlak yang mulia pada saatnya yang tepat sehingga bisa dicapai tingkat efektivitas yang terbaik. Sebagai contoh, sifat memaafkan adalah suatu hal yang patut dipuji ketika ia yang teraniaya lalu memiliki kekuatan untuk membalas dendam namun tidak dilakukannya. Kesalehan adalah sifat yang baik kalau dilaksanakan ketika seseorang memiliki segalanya untuk memuaskan dirinya.


Rencana Tuhan berkaitan dengan para Nabi dan orang-orang suci adalah agar mereka itu memperlihatkan dan menegakkan semua bentuk dari sifat-sifat akhlak yang mulia. Guna memenuhi rencana demikian maka Allah s.w.t. membagi kehidupan mereka dalam dua bagian. Bagian pertama kehidupan mereka dilalui dalam kesengsaraan dan berbagai penderitaan dimana mereka itu disiksa dan dianiaya, dimana melalui tahapan ini mereka akan memperlihatkan akhlak luhur yang hanya bisa dikemukakan pada saat keadaan sedang sulit. Bila mereka ini tidak diharuskan menjalani kesulitan yang besar maka sukar untuk menegaskan bahwa mereka benar-benar tetap setia kepada Tuhan-nya dalam segala kesulitan serta tetap bersiteguh maju terus dalam upayanya. Mereka bersyukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa bahwa mereka telah dipilih-Nya sebagai sosok yang patut teraniaya di jalan Allah.
Tuhan yang Maha Agung mendera mereka dengan segala cobaan agar terlihat jelas bagaimana manifestasi keteguhan hati dan kesetiaan mereka kepada Tuhan mereka. Dalam hal ini sebagaimana dalam peribahasa, nyata bahwa keteguhan hati itu lebih tinggi nilainya daripada mukjizat. Keteguhan hati yang sempurna tidak akan terlihat jika tidak ada kesulitan besar yang dihadapi dan hanya bisa dihargai jika orang tahu bahwa yang bersangkutan memang telah mengalami goncangan yang dahsyat. Semua musibah tersebut merupakan berkat ruhani bagi para Nabi dan orang-orang suci karena melalui hal itulah sifat-sifat mulia mereka yang tidak ada tandingannya menjadi nyata dan derajat mereka akan ditinggikan di akhirat.
Bila mereka tidak ada mengalami cobaan yang berat maka mereka tidak akan memperoleh berkat-berkat tersebut, tidak juga sifat mulia mereka menjadi tampak kepada umat manusia. Keteguhan hati, kesetiaan dan keberanian mereka tidak akan diakui secara universal. Mereka itu menjadi tiada tara dan tanpa tandingan serta demikian berani dan sempurna sehingga masing-masing dari mereka itu sepadan dengan seribu singa yang berada dalam satu tubuh atau seribu harimau dalam satu kerangka. Dengan cara demikian itulah kekuatan dan kekuasaan mereka menjadi suatu yang diagungkan dalam pandangan manusia dan mereka mencapai tingkatan tinggi dalam kedekatan kepada Allah s.w.t.
Bagian kedua dari kehidupan para Nabi dan orang-orang suci adalah saat kemenangan, derajat mulia dan kekayaan dilimpahkan kepada mereka dimana pada saat itu pun mereka akan memperlihatkan akhlak mulia mereka yang memang efektif pada saat mereka menggenggam kemenangan, kekayaan dan kekuasaan. Mengampuni mereka yang tadinya menyiksa, bersabar hati terhadap para penganiaya, mencintai musuh, tidak mencintai kekayaan atau bangga terhadapnya, membuka gerbang berkat dan kemurahan hati, tidak menjadikan kekayaan sebagai sarana pemuas diri, tidak menjadikan kekuasaan sebagai alat penindasan, semuanya itu merupakan sifat-sifat mulia dengan persyaratan bahwa yang bersangkutan memang sedang memiliki kekuasaan dan kekayaan. Para Nabi dan orang-orang suci itu malah akan memperlihatkan semua sifat mulia itu saat mereka telah memiliki kekuasaan dan kekayaan.
Kedua bentuk sifat-sifat akhlak mulia tersebut tidak mungkin dimanifestasi¬kan tanpa melalui tahapan kesulitan dan cobaan serta tahapan kekuasaan dan kemakmuran. Kebijaksanaan yang sempurna dari Allah s.w.t. mengharuskan bahwa para Nabi dan orang-orang suci diberikan kedua bentuk kesempatan tersebut yang sebenarnya merupakan realisasi ribuan berkat. Hanya saja urut-urutan dari kondisi demikian tidak akan sama bagi setiap orang. Kebijakan Ilahi menentukan bahwa beberapa orang akan mengalami periode kedamaian dan kenyamanan mendahului periode kesulitan, sedangkan pada yang lainnya dimulai dengan periode kesulitan sebelum datangnya pertolongan Tuhan. Dalam beberapa kejadian, kondisi demikian tidak terlalu jelas perbedaannya sedangkan pada yang lainnya dimanifestasikan secara sempurna.
Berkaitan dengan hal ini yang paling menonjol adalah Hadzrat Rasulullah s.a.w. karena kedua kondisi itu dikenakan secara sempurna atas wujud beliau sedemikian rupa sehingga sifat akhlak beliau menjadi bersinar cemerlang laiknya matahari, dan semua itu tercermin dalam ayat:
“Sesungguhnya engkau benar-benar memiliki akhlak luhur”. (S.68 Al-Qalam:5).
Jika dinilai bahwa Hadzrat Rasulullah s.a.w. adalah sempurna di dalam kedua bentuk sifat akhlak melalui pembuktian di atas, maka melalui itu dibuktikan juga keluhuran akhlak para Nabi-nabi lainnya dan dengan demikian telah meneguhkan Kenabian mereka, kitab-kitab yang mereka bawa serta kenyataan bahwa mereka semua adalah kekasih Allah s.w.t. Pendapat ini memupus keberatan sebagian orang akan akhlak Nabi Isa a.s. yang dianggap tidak cukup sempurna menghadapi kedua kondisi tersebut. Memang benar bahwa Nabi Isa a.s. menunjukkan keteguhan hati dalam keadaan kesulitan, hanya saja bentuk kesempurnaan akhlak tersebut baru akan terlihat sempurna jika saja pada saat itu Nabi Isa memperoleh kekuasaan dan keunggulan di atas para penganiaya beliau dan beliau kemudian mengampuni mereka dari lubuk hati yang paling dalam sebagaimana halnya perlakuan Hadzrat Rasulullah s.a.w. terhadap penduduk Mekah saat kota itu takluk kepada umat Islam. Penduduk kota Mekah memperoleh pengampunan penuh kecuali beberapa orang yang ditetapkan Tuhan harus menjalani hukuman karena kejahatan mereka yang luar biasa.
Hadzrat Rasulullah s.a.w. setelah mencapai kemenangan malah mengumumkan:
لا تثريب عليكم اليو م
“Tidak akan ada yang menyalahkan kalian pada hari ini.”.
Karena adanya pengampunan demikian yang semula dianggap mustahil dalam pandangan para musuh beliau, dimana tadinya mereka merasa patut dihukum mati atas segala kejahatan mereka, maka beribu-ribu orang lalu baiat ke dalam agama Islam dalam jangka waktu bilangan jam saja.
Keteguhan hati Hadzrat Rasulullah s.a.w. yang diperlihatkan dalam jangka waktu panjang di bawah penganiayaan mereka, di mata mereka menjadi cemerlang bercahaya seperti matahari. Sudah menjadi fitrat manusia bahwa keagungan dari keteguhan hati seseorang menjadi nyata saat yang bersangkutan mengampuni para penganiayanya ketika ia kemudian memperoleh kekuasaan di atas mereka. Karena itulah sifat luhur akhlak Nabi Isa a.s. di bidang keteguhan, kelemah-lembutan dan daya tahan tidak terlihat sepenuhnya dimana tidak jelas apakah keteguhan sikapnya itu karena pilihan sendiri atau memang karena terpaksa. Nabi Isa a.s. tidak sempat memperoleh kekuasaan di atas para penganiaya beliau sehingga tidak bisa dibuktikan apakah beliau memang kemudian akan mengampuni para musuhnya atau memilih mengambil pembalasan dendam atas diri mereka itu.

Berbeda dengan keadaan Nabi Isa a.s., sifat mulia dari Hadzrat Rasulullah s.a.w. telah diperlihatkan dalam ratusan kejadian dan kenyataannya bersinar terang seperti sang surya. Sifat-sifat seperti murah hati, welas asih, pengurbanan, keberanian, kesalehan, kepuasan hati atas apa yang ada serta menarik diri dari duniawi, semuanya itu jelas sekali pada sosok Nabi Suci s.a.w. dibanding dengan Nabi-nabi lainnya. Allah yang Maha Kaya menganugerahkan harta benda yang amat banyak kepada Hadzrat Rasulullah s.a.w. dan beliau membelanjakan nya semua di jalan Allah dan tidak ada sekeping mata uang pun yang digunakan untuk kepuasan diri sendiri. Beliau tidak ada mendirikan bangunan megah atau istana untuk diri sendiri dan tetap saja hidup di sebuah gubuk tanah liat yang tidak berbeda dengan rumah kediaman umat yang paling miskin. Beliau berlaku welas asih terhadap mereka yang tadinya menganiaya beliau serta menolong mereka dengan daya sarana milik beliau sendiri. Beliau tinggal di sebuah gubuk tanah liat, tidur di lantai serta makan dari roti gandum yang kasar atau puasa jika tidak ada apa-apa. Beliau dikaruniai kekayaan dunia dalam jumlah amat besar tetapi beliau tidak mau mengotori tangan beliau dengan harta itu dan tetap memilih hidup miskin daripada kemewahan serta kelemah-lembutan daripada kekuasaan. Dari sejak hari pertama beliau diutus sampai dengan saat beliau kembali kepada Tuhan beliau di langit, beliau tidak pernah menganggap penting apa pun selain Allah s.w.t. Beliau memberikan bukti keberanian, kesetiaan dan keteguhan hati di medan perang menghadapi ribuan musuh dimana maut mengintai selalu, semata-mata hanya karena Allah. Singkat kata, Allah yang Maha Agung memanifestasikan sifat-sifat mulia beliau seperti welas asih, kesalehan, kepuasan atas apa yang ada, keberanian dan segala hal yang berkaitan dengan kecintaan kepada Allah s.w.t. yang padanannya belum pernah ada pada masa sebelum beliau dan tidak akan pernah ada lagi setelah beliau.
Berkaitan dengan Nabi Isa a.s., sifat akhlak mulia tersebut tidak jelas dimanifestasikan karena hal seperti itu baru akan nyata jika seseorang kemudian memperoleh kekayaan dan kekuasaan, dan hal itu tidak ada terjadi pada diri Nabi Isa a.s. Pada keadaan beliau ini, kedua bentuk sifat akhlak tersebut tetap tinggal tersembunyi karena kondisi untuk manifestasinya tidak ada. Namun keberatan yang dianggap sebagai kekurangan pada diri nabi Isa a.s. tersebut telah ditimbali dengan contoh sempurna dari Hadzrat Rasulullah s.a.w. karena contoh yang dikemukakan Nabi Suci s.a.w. telah menyempurna¬kan dan melengkapi kekurangan pada Nabi-nabi lain sehingga apa yang semula meragukan sekarang telah jadi jelas. Wahyu dan Kenabian berakhir di sosok yang mulia ini karena semua keluhuran telah mencapai puncaknya dalam diri beliau. Semua ini merupakan rahmat Allah s.w.t. yang dikaruniakan kepada siapa yang dipilih-Nya. (Barahin Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 1, hal. 276-292, London, 1984).
* * *
Allah yang Maha Agung telah membagi kehidupan Nabi kita Hadzrat Rasulullah s.a.w. dalam dua bagian, yaitu bagian pertama yang merupakan periode kegetiran, kesulitan dan penderitaan, sedangkan bagian berikutnya adalah ketika tiba masa kemenangan. Selama masa penderitaan akan muncul sifat-sifat akhlak beliau yang sesuai dengan masa tersebut, sedangkan pada waktu tiba masa kejayaan dan kekuasaan, maka muncul akhlak mulia beliau yang tidak akan jelas nyata jika tidak dilambari latar belakang kedigjayaan. Dengan demikian kedua bentuk sifat akhlak mulia beliau menjadi nyata karena melalui kedua periode masa seperti itu.
Dengan membaca sejarah tentang masa kesulitan beliau di Mekah yang berlangsung selama tigabelas tahun, kita bisa melihat secara nyata bagaimana beliau memperlihatkan akhlak seorang muttaqi yang sempurna di dalam masa kesulitan yaitu meletakkan kepercayaan sepenuhnya kepada Allah s.w.t. tanpa mengeluh sama sekali, tidak mengendurkan pelaksanaan tugas beliau, tidak takut kepada siapa pun, semuanya itu dilakukan sedemikian rupa sehingga para orang kafir pun menjadi beriman karena menyaksikan keteguhan hati yang demikian rupa dan menyadari bahwa jika seseorang tidak memiliki keimanan yang demikian kuat, mustahil yang bersangkutan akan dapat menanggung penderitaan tersebut dengan keteguhan hati.
Ketika tiba masa kemenangan, kekuasaan dan kemakmuran, lalu muncul sifat akhlak mulia Hadzrat Rasulullah s.a.w. yang lain yang berbentuk pengampunan, kemurahan hati dan keberanian yang diperlihatkan sedemikian sempurna sehingga sejumlah besar orang kafir lalu beriman kepada beliau. Beliau memaafkan mereka yang telah menganiaya beliau dan memberikan keamanan kepada mereka yang telah mengusir beliau dari Mekah serta menolong mereka yang membutuhkan bantuan. Justru setelah menggenggam tampuk kekuasaan di atas para musuh, beliau malah mengampuni mereka. Banyak orang yang menyaksikan akhlak mulia beliau menyatakan bahwa hanya orang yang muttaqi dan datang sebagai utusan Tuhan saja yang mungkin bisa memiliki akhlak demikian. Itulah sebabnya sisa-sisa rasa permusuhan para lawan beliau langsung menghilang. Akhlak mulia beliau juga dinyatakan oleh Kitab Suci Al-Qur’an dalam ayat:

“Katakanlah: "Sesungguhnya sembahyangku dan pengorbananku dan kehidupanku serta kematianku adalah semata-mata untuk Allah, Tuhan semesta alam"“. (S.6 Al-Anaam:163).
Berarti seluruh hidup beliau telah diikrarkan bagi manifestasi keagungan Tuhan serta memberikan kenyamanan kepada para makhluk-Nya agar melalui kewafatan beliau mereka semua itu akan memperoleh kehidupan.
(Islami Usulki Philosophy, Ruhani Khazain, vol. 10, hal. 447-448, London, 1984).
* * *
Yang tertinggi dari segala kehormatan adalah kehormatan dari Hadzrat Rasululah s.a.w. yang telah mempengaruhi keseluruhan dunia Islam. Kehormatan beliau telah menghidupkan kembali dunia ini. Di tanah Arab pada masa beliau, perzinahan, permabukan dan perkelahian menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Hak azasi manusia sama sekali terabaikan. Tidak ada rasa welas asih sama sekali terhadap sesama umat manusia. Bahkan hak dari Allah s.w.t. juga telah diingkari orang sama sekali. Bebatuan, pepohonan dan bintang-bintang diimbuhi dengan sifat-sifat samawi. Berbagai bentuk syirik berkembang luas di masyarakat. Tidak hanya wujud manusia, bahkan alat kelaminnya (genitalia) pun juga disembah. Seseorang yang berpikiran waras jika melihat keadaan demikian walaupun hanya sesaat, ia akan menyimpulkan adanya kegelapan, kefasikan dan penindasan sedang merajalela. Kelumpuhan biasanya menyerang satu sisi, tetapi ini adalah kelumpuhan yang menghantam kedua sisi (jiwa dan raga). Seluruh dunia terkesan sudah membusuk. Tidak ada kedamaian sama sekali baik di muka bumi atau pun di lautan.
Hadzrat Rasulullah s.a.w. muncul dalam abad kegelapan dan kehancuran demikian dan beliau kemudian memperbaiki secara sempurna kedua sisi perimbangan dan menegakkan kembali hak-hak Tuhan serta hak-hak manusia di posisinya yang tepat. Kekuatan moril dari Hadzrat Rasulullah s.a.w. dengan demikian bisa diukur dengan melihat kondisi masa tersebut. Penganiayaan yang ditimpakan kepada beliau dan para pengikut beliau serta perlakuan beliau terhadap para musuh ketika beliau telah memperoleh kemenangan atas mereka telah menunjukkan betapa luhurnya derajat beliau.
Tidak ada jenis siksaan lain yang belum pernah ditimpakan oleh Abu Jahal dan kawan-kawannya terhadap Nabi Suci s.a.w. dan para sahabat beliau. Wanita-wanita Muslim disiksa dengan cara mengikat kaki mereka masing-masing kepada dua unta yang dihalau ke arah berlawanan sehingga tubuh mereka terbelah dua, padahal kesalahan mereka hanya karena beriman kepada Ke-Esaan Tuhan dan menyatakan:
لااله الاالله محمدرسو ل الله
Beliau memikul semua penderitaan dengan keteguhan hati, tetapi pada waktu Mekah ditaklukkan, beliau malah mengampuni para musuh tersebut dan menenteramkan mereka dengan ucapan: “Tidak akan ada yang menyalahkan kalian pada hari ini.”. Semua itu merupakan kesempurnaan akhlak mulia beliau yang tidak ditemukan pada Nabi lainnya. Ya Allah turunkanlah salam dan rahmat-Mu atas beliau dan umat beliau. (Malfuzat, vol. II, hal. 79-80).
Alih bahasa : AQ Khalid

Read More......

Keagungan Dan Kerendahan Hati Rasulullah SAW

Kedua nama Nabi Suci s.a.w. yang berberkat yaitu Muhammad dan Ahmad memiliki dua keunggulan yang berbeda. Muhammad mengandung arti yang amat dipuji dan menggambarkan keagungan dan kebesaran serta menyiratkan seseorang yang dicintai karena hanya yang dicintailah yang selalu dipuji-puji. Adapun kata Ahmad menyiratkan seseorang yang mencintai karena merupakan bagian dari seorang pencinta untuk memuji dan ia selalu memuji sosok yang dikasihinya. Jika Muhammad menggambarkan keagungan dan kebesaran maka Ahmad menggambarkan kerendahan hati.
Kehidupan beliau sebagai seorang Nabi terbagi dalam dua bagian, sebagian dihabiskan di Mekah untuk jangka waktu tigabelas tahun dan sebagian lainnya di Medina yang memakan waktu sepuluh tahun. Kehidupan beliau di Mekah menggambarkan segi nama Ahmad dari sosok beliau. Jangka waktu tersebut banyak dihabiskan dalam meratap dan memohon pertolongan di dalam doa. Barangsiapa yang memahami periode kehidupan Mekah dari beliau tentunya mengetahui betapa ratapan dan permohonan doa yang dilakukan beliau saat itu yang tidak ada padanannya pada pencinta lain yang sedang mencari kekasihnya.

Ratapan beliau bukanlah untuk dirinya pribadi tetapi karena kesadaran beliau akan kondisi dunia pada saat itu. Zaman itu penyembahan Allah s.w.t. telah sirna sedangkan Dia telah menanamkan keimanan dalam jiwa beliau yang memberikan kegembiraan dan kesukaan. Dengan sendirinya beliau ingin menyampaikan kegembiraan dan kasih ini kepada dunia, namun ketika beliau menyadari kondisi daripada dunia serta kemampuan dan fitrat manusia saat itu maka beliau menghadapi rintangan yang amat besar. Beliau menangisi kondisi dunia ini sedemikian rupa sehingga nyawa beliau pun terancam. Hal ini diindikasikan dalam ayat:

“Boleh jadi engkau akan membinasakan dirimu sendiri dari dukacita karena mereka tidak mau beriman”. (S.26 Asy-Syuara:4).
Periode ini merupakan kehidupan berdoa beliau dan menjadi manifestasi dari nama beliau sebagai Ahmad. Setelah itu beliau mengkonsentrasikan diri secara agung dan konsentrasi ini menunjukkan efeknya pada kehidupan beliau di Medina ketika signifikasi nama Muhammad diungkapkan sebagaimana dinyatakan dalam ayat:

“Mereka itu berdoa untuk kemenangan dan binasalah setiap musuh kebenaran yang merajalela lagi keras kepala itu”. (S.14 Ibrahim:16).
(Malfuzat, vol. II, hal. 178-179).
* * *
Mereka yang terbiasa dengan cara pengungkapan dalam Al-Qur’an umumnya mengetahui bahwa kadang-kadang yang Maha Agung dan Maha Pengasih menggunakan ekspresi yang kelihatannya seperti merendahkan hamba-Nya yang khusus padahal konteksnya menggambarkan pujian yang tinggi. Sebagaimana difirmankan Allah s.w.t. mengenai Hadzrat Rasulullah s.a.w. bahwa:

“Dia dapati engkau dalam keadaan hilang dan Dia memberi engkau petunjuk”. (S.93 Adh-Dhuha:8).
Arti kata “Dhall”. pada dasarnya berarti seseorang yang salah jalan atau tersesat sehingga arti harfiah dari ayat tersebut adalah “Tuhan mendapati engkau dalam keadaan tidak tahu jalan lalu Dia menunjuki”. padahal nyatanya Hadzrat Rasulullah s.a.w. tidak pernah salah jalan atau tersesat. Seorang Muslim yang mempercayai bahwa kapan pun dalam hidup Hadzrat Rasulullah s.a.w. beliau itu pernah tersesat adalah seorang kafir yang tidak beriman dan patut dihukum. Konteks daripada ayat itu bermaksud:

“Tidakkah Dia mendapati engkau yatim lalu Dia memelihara engkau, dan Dia mendapati engkau sirna dalam kecintaan kepada Wujud-Nya dan Dia menarik engkau kepada-Nya, dan Dia mendapati diri engkau berkekurangan lalu Dia memperkaya engkau”. (S.93 Adh-Dhuha:7-9).
(Ayena Kamalati Islam, Qadian, Riyadh Hind Press, 1893; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 5, hal. 170-171, London, 1984).
* * *
alih bahasa : AQ Khalid

Read More......